First Love ~ Forever
21:02:00
Chapter ini adalah chapter terakhir dari seri bersambung "First Love" ini.
Buat yg belom baca chapter2 sebelomnya, gua bener2 sangat menyarankan kalian untuk baca dulu chapter2 sebelumnya, sebelum baca post yg satu ini...
Part 1 - Traces of Distant Days
Part 2 - When There Was You And Me
Part 3 - Unspoken Emotions
Part 4 - My Days Without You
Part 5 - And Then I Found You
Part 6 - The Two Alices
Part 7 - Close
Juni 2008...
Sebuah senyum tersungging di wajah gua saat motor gua berhenti di depan rumah itu. Semilir angin sepoi2 bagaikan membelai wajah gua, dan sinar matahari pagi bersinar lembut menembus pepohonan rindang.
"Sori, udah lama nunggu ya?" kata gua sambil membuka helm dan menghampiri pagar.
"Ga kok, gua baru beres makan" kata gadis itu dari balik teras. Ia berlari menuruni undakan tangga, setengah melompat. She's as cheerful as always...
Gua kasih helm berwarna merah yg memang gua siapin khusus buat dia. Dia memakai helm itu di kepala, dan sesuai dugaan, mengalami kesulitan dalam mengancingkan helm tersebut. Sambil tersenyum, gua mengulurkan tangan gua untuk membantu. Sekilas, tangan gua menyentuh pipinya yg berwarna putih dengan rona merah yg menggemaskan. Lembut.
"Cuma orang ganteng yg bisa pake helm ini" goda gua.
"Yeah, last time I checked, gua masih belom berjakun..." sahutnya dengan riang.
---
Kita bersenang2 seharian. Makan Tahu Lembang, nemenin dia shopping ke BTC, dan makan siang di sebuah cafe di Dago Atas. Sambil makan siang kita ngobrol2, tentang masa lalu yg sebagian besar tampaknya dia udah ga gitu inget. Dan kita tertawa, bagaikan semua itu baru saja terjadi kemarin. Kita juga bercerita tentang diri masing2, apa saja yg telah dan ingin kita lakukan, seolah2 ingin merekap ulang tahun2 yg kita lewati masing2 dalam satu momen tersebut.
Setelah beres makan siang, kita muter2 keliling kota pake motor. Gua memacu motor gua agak perlahan supaya dia gak takut. Maklum, gua yakin di Sydney dia jarang naek motor. Dia melingkar tangannya ke pinggang gua dan menyenderkan kepalanya ke punggung gua.
"So, where to now?" tanya dia.
"Nanti lu tau sendiri deh..." jawab gua.
Dia nyubit pipi gua.
"I hate secrets" jawabnya sambil cemberut.
"Tenang aja, you'll find out soon enough" kata gua, nyengir.
"Fine, impress me then" jawabnya, masih sedikit memberengut.
"I will"
Im gonna take her, to the place where it all started...
---
Kita berdua berdiri di balik pagar TK, memandangi pohon besar yg jadi saksi bisu pertemuan pertama gua dan Alice, 16 tahun yg lalu. Hidup memang penuh misteri ya. Berawal dari sebuah perjumpaan yg sangat konyol di suatu sore, dan berakhir menjadi suatu kisah cinta pertama yg manis. Siapa yg sangka kalo setelah usaha dan penantian selama bertahun2, akhirnya gua dan dia bertemu secara tidak sengaja di Friendster pada tahun 2005, 1 bulan sebelum dia akan berkunjung ke Indonesia?
Apakah gua seneng akhirnya bisa ketemu dengan dia? Oh tentu. Tapi satu hal yg gua sadari setelah akhirnya bertemu dengan Alice setelah lost contact selama 7 tahun...people changed, and so does our feelings.
Bayangan Alice yg terus menghantui gua selama bertahun2 ternyata hanyalah imajinasi gua belaka. Alice yg ada di bayangan gua adalah Alice yg dulu gua kenal. Tapi selama tahun2 itulah, gua dan Alice menjalani hidup kita masing2, dan walaupun hingga kini kita tetap bersahabat baik, perasaan kita udah jauh berubah. Alice sudah move on, dan mencintai orang lain. Begitu pula dengan gua.

"Do you happy that we would be able to meet again like this, just to realize that everything has changed and there's no way we can go back to the past?" tanya Alice di chat, suatu hari di tahun 2006.
"Well, agak menyakitkan sih, dari dulu yg namanya kenyataan tuh tidak pernah manis" jawab gua.
"But everything happened for a reason, dan gua yakin, Tuhan bikin kita bisa ketemu lagi seperti ini, supaya kita berdua sama2 ga terus bertanya2 dalam hati. After all, the saddest summary of a life contains three descriptions : could have, might have, and should have. Apapun yg terjadi, gua udah janji ma diri gua sendiri, I will see this through until the end. Gua ga akan lagi jadi pengecut dan bersembunyi di balik bayang2 masa lalu, hanya karena gua ga berani menghadapi kenyataan."
Gua terdiam sebentar, dan satu nama terngiang di kepala gua.
Cia...
Setiap kali gua teringat akan dia, otomatis air mata bergulir dari pipi gua...sebuah tangisan yg sesungguhnya tak akan bisa merubah apa yg telah terjadi.
Dalam hidup, kita pasti tidak akan lepas dari yg namanya kesalahan. Yup, siapa sih manusia yg ga pernah berbuat salah? Namun hidup juga tidak melulu hanya melihat ke belakang, menangisi segala yg telah berlalu dan tidak dapat kita ubah. Berkat Cia lah gua belajar untuk berani...berani menerima kenyataan dan berani untuk maju, menyongsong masa depan. Sayangnya, selain memberikan sebuah pelajaran berharga, Cia juga memberikan gua sebuah ujian terberat dalam hidup gua.
Sehari setelah percakapan terakhir gua dan dia (baca : part 7), Cia mengalami kecelakaan saat dia lagi nyari kado buat dia bawa ke Indo. Kado buat gua maybe, I dunno. Waktu itu gua cuma bisa bingung karena dia menghilang dari dunia maya tanpa kabar. Baru beberapa hari kemudian, gua dapet kabar kalo pada tanggal 1 Oktober 2001, Cia meninggal akibat luka2nya...

Gua ga pernah berhasil untuk bilang ke Cia mengenai apa yg sebenarnya gua rasakan. Di saat gua memutuskan untuk maju, semuanya sudah terlambat. Penyesalan akan hal tersebut, selamanya akan jadi beban yg harus gua tanggung. Namun rasa sakit dan kenangan akan dia itu lah yg somehow memberikan gua kekuatan dan keberanian untuk terus melangkah.
---
Kenangan kita akan cinta pertama seringkali dipenuhi dengan rasa sakit dan penyesalan yg timbul akibat kegagalan. Tapi seringkali ada satu hal yg luput kita sadari, yaitu justru dari kenaifan dan kesalahan kita tersebutlah kita mendapat sebuah pelajaran yg tak ternilai. What I like about experience is that it is such a honest thing. Tidak hanya berupa rasa sakit dan penyesalan, tapi juga hikmat dan rasa syukur atas segala yg telah terjadi.
Somewhere along the course of life, you learn about yourself and realize there should never be regrets, only a lifelong appreciation of the choices you've made.
Alice dan Cia, dua orang yg pernah mengisi hidup gua dengan cara mereka sendiri2. Segala yg gua alami bersama mereka itulah yg membentuk diri gua hari ini. Dari seorang anak yg rentan dan pemalu, menjadi seorang pribadi yg tegar dan berprinsip. Jejak yg mereka tinggalkan di hati gua, mengubah hidup gua untuk selama2nya.
---
Walaupun area di sekelilingnya sudah berubah jauh - tanah berubah jadi paving blok, dan pepohonan rimbun yg menaungi area TK kini sudah digantikan oleh gedung bertingkat 3 - namun pohon besar itu tetap berdiri kokoh. Sama seperti gua dan gadis yg kini ada bersama gua di tempat ini. Waktu berlalu dan membawa kita menuju arah yg berlainan, tapi meskipun jalan pikiran dan perasaan kita sudah berubah, ada satu hal yg hari ini tetap membawa kita berdua kembali ke tempat ini. Kenangan.
Gadis itu memandang ke arah gua, seolah2 tau apa yg lagi gua pikirin.
"Gua selalu berpikir kalo Tuhan memang sengaja mempertemukan lu ma Cia untuk suatu alasan" katanya.
"Alasan?" tanya gua.
"Mungkin Dia kirim seorang Alice kedua buat lu, supaya lu bisa move on dari Alice yg pertama. I mean, every story need an ending, dan Alice kedua ini, menggenapi kisah cinta pertama lu yg ga sempet gua beresin, hingga lu berani merelakan dan bilang kalo 'it's over'"
"Sorry, mungkin kesannya gua egois banget ngomong gini, tapi kalo bener Cia itu mirip kayak gua, dia pasti ada di atas sana, tersenyum, melihat lu hari ini udah grow up jadi seorang cowo yg tangguh. Seorang cowo yg bisa kita banggain...sebagai cinta pertama kita..." kata dia lagi, sambil menatap tajam ke arah gua.
Sorot matanya yg tajam dan penuh keyakinan, sorot mata yg selama ini selalu gua rindukan.
Somehow di binar matanya yg indah itu, gua bisa melihat Cia. Ia sedang berdiri di hadapan gua, dan tersenyum. Dan dalam hati gua membisikkan kata2 itu ke dia.
"Thank you...and I will never forget you..."
Seiring bisikan itu bergema di kepala gua, bayangan itu pun memudar...
Gua tersenyum, memandang Alice yg kini sedang berdiri di samping gua.
Dan Alice pun tersenyum, nyengir, ke arah kamera...
Every story has an end, but in life every ending is just a new beginning.

The place where it all started
PS : Sori di-blur, privacy reason =)
---------- *~THE END ~* ----------
Cuap-cuap Penulis :
Thanks buat semua yg udah ngikutin cerita ini dari awal sampai tamat. Akhirnyaaaa...tamat juga ya? Hehehe. Udah ga "to be continued" lagi. Gua pribadi agak sedih sih, tapi tenang, masih banyak cerita seputar Alice dan Cia (plus Lina, Bunga, dan masih banyak lagi) yg belom gua ceritain. Suatu hari deh gua tulis ceritanya.
Semoga temen2 pembaca terhibur dan terinspirasi oleh cerita gua ini. Maaf kalo sepanjang perjalanannya gua ada kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Thanks juga buat dukungan temen2 semua, tadinya ni cerita cuma mau gua tulis sampe chapter 3, tapi karena banyak tertarik, jadinya gua tulis sampe tamat deh chapter 8, hehehe.
As we speak, gua lagi proses nego ke penerbit supaya cerita ini bisa diterbitin ke dalam bentuk buku, ditunggu aja ya kabar selanjutnya =)
2 minggu lagi Alice bakal dateng lagi ke Indo, hehehe. Apakah ada kisah yg bisa diceritain atau tidak, kita lihat saja nanti ;p
PS : Oya, mau ngingetin, event GIVEAWAY 1st Anniversary nya Emotional Flutter, waktunya tinggal 4 hari lagi. Buat yg belum ikutan, ayo buruan, jangan ketinggalan. Dapatkan hadiah2 menarik dari Cina, GRATIS! =) ---> klik di sini
Thanks buat semua yg udah ngikutin cerita ini dari awal sampai tamat. Akhirnyaaaa...tamat juga ya? Hehehe. Udah ga "to be continued" lagi. Gua pribadi agak sedih sih, tapi tenang, masih banyak cerita seputar Alice dan Cia (plus Lina, Bunga, dan masih banyak lagi) yg belom gua ceritain. Suatu hari deh gua tulis ceritanya.
Semoga temen2 pembaca terhibur dan terinspirasi oleh cerita gua ini. Maaf kalo sepanjang perjalanannya gua ada kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Thanks juga buat dukungan temen2 semua, tadinya ni cerita cuma mau gua tulis sampe chapter 3, tapi karena banyak tertarik, jadinya gua tulis sampe tamat deh chapter 8, hehehe.
As we speak, gua lagi proses nego ke penerbit supaya cerita ini bisa diterbitin ke dalam bentuk buku, ditunggu aja ya kabar selanjutnya =)
2 minggu lagi Alice bakal dateng lagi ke Indo, hehehe. Apakah ada kisah yg bisa diceritain atau tidak, kita lihat saja nanti ;p
PS : Oya, mau ngingetin, event GIVEAWAY 1st Anniversary nya Emotional Flutter, waktunya tinggal 4 hari lagi. Buat yg belum ikutan, ayo buruan, jangan ketinggalan. Dapatkan hadiah2 menarik dari Cina, GRATIS! =) ---> klik di sini
49 Orang pembaca meninggalkan jejak di sini
aaaeeelaaaaah... *meleleh nih gue*...
ReplyDeletemhm.. keabisan kata-kata nih bang
mhm.. turut berduka buat cia.. semoga tenang di tempat yg paling layak disisi-NYA, sediih bgt gue bacanya.. merinding seperti biasa.. feelnya dapet bgt deh *udah ah takut kepanjangan komennya* hehehe
bikin lagi lah yg beginian, ngeselin soalnya seru n bikin penasaran hahaha
jadi ini maksud dr "last conversation" itu.
ReplyDeletetUrut berduka cita, semoga Cia mendapat tempat terbaik di surga.
Jadi sedih nih baca final storynya.
Ditunggu kisah bunga dan lain-lainnya *kayaknya banyak banget dah
tidak sesuai dengan apa yang aku bayangin ending , Pin, but its ok. aku bisa nerusinnya sendiri di dalam hati kok
ReplyDeletehehehe gud nite...
Ah, itu di blur terakhirnya jangan-jangan gara-gara ga bisa foto deh.. hehehe~
ReplyDeleteEnno : tenang, gua masih banyak stok cerita, hahaha
ReplyDeleteAje : memangnya lu pikir artinya "last conversation" tuh apa
Meilya : emang lu kebayang endingnya kayak gimana?
Huey : terserah lu aja deh, hahaha
terus anda denga alice ngapain?
ReplyDeletetapi ane berbelasungkawa atas kepergian alicia dalam cerita ini (yang asli juga kok :P)
tapi kenapa foto musti di blurin (gak asik ah)
ditungguin deh kisah yang lain dan berdo'a moga ada penerbit yang mau menerbitkan ini (#mit komat kamit)
aduh ceritanyaaa, keren banget sih, meski harus baca2 lagi per kalimat kalo pas ngga konsen ma ceritanya, hohooo, ini yg bagian pol akhir yah?
ReplyDeletekyknya pada protes sama gambar yg diblur itu, wkwkwkkk . .
Just one question :
ReplyDeleteJadi lu ga sempat ketemu Cia sama sekali kev??
Suka banget kalimat yg ini :
"Every story has an end, but in life every ending is just a new beginning".
oooooohhh tidak..
ReplyDeletesedih euy bacanya..rasa pngn ikutan nangis..
smg Cia tenang dn dpt tmpt trbaik di sisi-Nya..
yah pelit nih diblur..gue kan pengen liat :p
wahh, kalo jadi di bikin novel bilang2 ya.. :P
jadi si Cia meninggal to Vin?? waahh, itu saat2 yang paling berat pasti buat lu.. tp Cia udah berhasil bikin lu jadi lebih kuat, dan itu kenang2an abadi dari dia buat lu..
ReplyDeleteternyata bener, ending kita berbeda.. sukses untuk bukunya, kabar2 kalo nih cerita udah dibukukan.. :)
nasrul : berteman?
ReplyDeleteladida : soalnya masalah privacy, gua ga enak kalo majang muka alice sembarangan, hahaha
mj : ga sempet, hahaha...ironis ya
enny : thanks
dhenok : memang ending lu gimana ceritanya? hehehe
greatest reality story ever, i swear!!
ReplyDeleteturut berduka cita atas meninggal nya cia. kata-kata cia yg nyuruh kakak buat move on ngena banget.
love your blog!!
salam kenal ;p
Wuiih keren endingnya :D
ReplyDeleteTapi ah, kenapa itu foto di blur? Privacy apa sih? #MentalWartawanGosip :p
ah keren banget kak , speechless lah . gak tau mau comment apa :D
ReplyDeleteso good so nice deh pokoknya *sosis so nice kalii -____-*
love u'r stroy =))
akhirnya ktemu ya... kren2 :D hahahaha. ternyata fotonya sengaja di bikin buram ya... tapi kasian si Cia .... btw happy ending y ;)
ReplyDeleteAnjrit gue gak nyangka bgt cia sampe meninggal gt. Ah gue bener2 gak abis pikir ada org yg membangkitkan kt malah kemudian org itu pergi selama lamanya.
ReplyDeleteSumpah ini ending yg indah bgt, gue sukaaaaa!
aww aww.. duh, koq endingnya nggak enak banget sih.. berasa sedih bacanya.
ReplyDeletekeren Kev, moga sukses buat diterbitin jadi tru inspiring love story..
kalo iya, kayaknya perlu ditambah detail deh.. secara biasanya buku kan lumayan tebel tuh.. nggak cukup 7 chapter.
ditunggu ceritanya lagi ntar kalo Alice balik ke Indonesia.. apapun yang terjadi, biarlah terjadi. Que sera-seraa
semangat yaa, kita berdoa saja untuk jalan yang terbaik :)
ReplyDeleteKeven, kabarin secepatnya kalo buku kamu terbit :) AKU HARUS DAPET CETAKAN PERTAMA!
ReplyDeletedengan lu mau nerbitin jadi buku semua kisah ini, papa lu udah siap kisah cinta lu ini jadi bahan hiburan orang yang baca? ga malu kalo ybs baca? :D
ReplyDeleteSemoga cia tenang disana bang o:)
ReplyDeleteDinar : salam kenal!
ReplyDeleteInggit : rada unbelieveable kan endingnya? gua juga kaget, hahaha
Iam : privacy karena gua belom dapet ijin orangnya untuk pasang foto di sini
Aulia : sosis so nice *nyanyi keong racun*
Gaphe & Nuel : yeah bakal gua tambahin ceritanya (masih banyak yg belom gua ceritain), sembunyiin nama dan lokasi yg menjurus ke nama asli, dan juga sedikit perubahan...masukin 10% unsur fiksi supaya lebih menghibur
Eko : thanks
Raissa : thanks
Annama : thanks
AKHIRNYA TAMAT JUGAAAA!!!!
ReplyDeleteendingnya romantis ye, bikin ngiri muahahaha..
wah endingnya kok begitu ya..?
ReplyDeletekenapa ga dibikin kayak sinetron
haha
oh my balikin raga dulu meleleh banget *lebay* hhohho
ReplyDeleteevery story need an ending dan bagaimanapun endingnya selalu ada yang bisa dihikmahi ya :D
semoga Cia diterima disisiNya ya :) she inspired me so much :)
sukses kak sama penerbitnya :)
lhah poto terakhir diburemin nii....biar ga ketauan.... (atau hanya di laptop saya saja yg burem )
ReplyDelete:'(
Serasa baca epilog novel...
ReplyDeleteSemoga bukunya bisa terbit. >.<
ketika belum ending, pengen cepetan tau akhirnya.. pas udah final, malah sedih :(
ReplyDeleteSory bang baru berkunjung, lagi sibuk soalnya.. Gue bener2 gak kecewa baca endingnya, ni bener2 kisah unik yang cuma sedikit org ngalaminnya, gue kirain kisah kayak gini tuh cuma ada di sinetron.. :)
ReplyDeleteAudrey : romantis? gua rasa "realistis" adalah kata yg lebih cocok
ReplyDeleteRawins : endingnya emang agak menggantung, soalnya gua masih hidup dan ceritanya belom usai, hehehe...tapi mungkin kisah cinta gua dan Alice udah selesai sih, hehehe
Fiction : seneng banget kalo beneran cerita gua bisa menginspirasi elu
Zone : sori, privacy issue ;p
Alvi : semoga, tapi ga akan tahun ini yg pasti
Tukang colong : gua sendiri yg nulisnya aja ikut sedih, hehehe
Feby : jangan samain sama sinetron ah, sinetron kebanyakan lebay soalnya
kemaren uda baca tapi baru bisa komen, huhuhu*
ReplyDeleteasyik ya eding nya? tapi pasti ada bnyak cerita yg missing.
so, waiting for the novel aja lah!
hahaha, gutjob! ^^
whyyyyyyy??? kenapa ceritanya complicated dan sedih gitu (ending cia-nya maksud gw..) :((
ReplyDeleteKoskakiungu : ga akan keluar tahun ini kayaknya
ReplyDeleteLitya : soalnya ini realita lit, ga semua cerita punya ending yg indah ;p
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteunexpected ending.. such a nice stories.. hehe
ReplyDeletegreat story kev...
ReplyDeletegak bisa komen apa apa lagi. empat jempol aja deh buat kamuuu :)
Lu bener, gw suka endingnya.
ReplyDeleteGila ya.. ternyata pengalaman idup lu beda banget sm yg gw bayangin..
Mm.. Speechless, ..Semoga cepet dpt cewe deh ya.. XD
merinding aku baca kembali dari awal sampe endingnya ini Ven, kayak nggak sanggup buat nulis ending versi akunya >.<
ReplyDelete_berkesan_
Hai Keven, salam kenal.
ReplyDeleteSeharian ini baca cerita first love dari awal mpe akhir, semoga segera dibukukan ya.
Dan pgn bgt ikutan giveawaynya create your own ending ituh, semoga bs dapet ide he he he
hiks,,,turut berduka cita buat Cia :(
ReplyDeletegak nyangka akhir'a bgini...
tp tetep T.O.P B.G.T
salam knal yah :)
Dari semua bagian...bagian ini yang agak bikin gua merinding...Salam kenal Bro
ReplyDeleteA very logic but not-so-happy ending, Keven...
ReplyDeleteactually, when you wrote "our last conversation" in the previous post I just hope she got sick or something.. not dead...
but that's life... only God is master planner... very nice story, Keven...
seruuuuu..... ayoo bikin lagi cerita baru yg lbh seru lg.. hehe
ReplyDeletemas photo nya di jelesin dong
ReplyDeletegw pingin ngeliat sahabat lu dan gw pingin ngeliat lu nya
ceritanya nyentuh bgt (Y)
Koko ceritanya seru banget. bukunya udah terbit belom?
ReplyDeletebeli ah. soalnya saya langganan baca blog koko nih
Aku telat baca ini. But still, mengikuti dari cerita pertama. Aku apresiasi banget bang, dan tetap semangat! Hehe :)
ReplyDeleteSedih sekali koh Keven!
ReplyDeleteTapi tau nggak, saya menovelkan kisah Alice-Keven-Cia ini lho, meski tokoh Cia-nya agak dibedain dikit, banyak yang ditambah juga lho koh meski masih satu benang merah:3 hehe
Malah, pas lagi ujian kemaren, alih-alih fokus ke pertanyaannya, saya malah mikirin jalan cerita novel Alice-Keven-Cia ku ini, hehe
Oh ya? Mana? Liat donk...
DeleteDi buku tulis koooo... Nanti-nanti baru mau diketik di microsoft word... Emang mau baca ko? Oke deeeh... nanti ya.
DeleteTemen-temen yg ga punya blog atau account Google, tetap bisa komentar kok. Di bagian "Comment As" pilih "Name/URL", terus masukin nama dan email kamu, beres deh.
Satu-dua buah baris komentar yg sahabat tinggalkan merupakan sebuah apresiasi yg sangat besar artinya bagi sang penulis =)